Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Modul 1.1.a.6. REFLEKSI TERBIMBING Guru Penggerak

 

Modul 1.1.a.6.  REFLEKSI TERBIMBING
Refleksikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara sebagai pengetahuan
dan pengalaman baru dalam pembelajaran


 

  1. Apa pengetahuan dan pengalaman baru yang saya dapat setelah mempelajari secara mendalam pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara?

Anak lahir dengan kekuatan kodrat yang masih samar-samar. Tujuan Pendidikan adalah menuntun (memfasilitasi/membantu) anak untuk menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan). Karena itu sebagai pendidik (guru dan orang tua) saya harus selalu berupaya untuk MENEBALKAN KODRAT ANAK, yaitu menebalkan laku anak dengan kekuatan konteks diri anak dan sosio-kultural/budaya. Seperti mengajarkan anak arti kasih sayang, kejujuran, hati yang bersih, bijak, pemberani, murah hati, ulet, tangguh, sabar, ikhlas, dan kerja keras.

“Budi pekerti, watak, karakter adalah bersatunya (perpaduan harmonis) antara gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga/semangat” (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.6, paragraph 3)

Semboyan KHD yang sangat terkenal dari dulu hingga sekarang “Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, dan Tut wuri handayani,” pun sudah saya terapkan, namun perlu dibiasakan agar membudaya. Semboyan itu dapat diartikan: “di depan siswa, seorang pendidik harus menjadi teladan; di tengah siswa, pendidik harus bisa memberikan ide; dan di belakang, seorang pendidik harus bisa memberi dorongan”.

semboyan "Tut Wuri Handayani" mengandung pesan agar setiap pendidik tidak memaksakan kehendak kepada anak didiknya. Tut Wuri Handayani berarti mengikuti dari belakang dengan mempengaruhi. Maksudnya yaitu, jangan berusaha menarik anak didik dari depan. Anak-anak yang masih belajar sebaiknya dibiarkan mencari jalannya sendiri. Jika anak didik salah jalan, barulah pendidiknya boleh mengarahkan.

Saya selalu berupaya menerapkan pola pendidikan yang mengacu pada Pendidikan di Taman Siswa, yaitu bertujuan menanamkan rasa kebangsaan mencintai tanah air untuk berjuang memperoleh kemerdekaan. Selain itu, semua anggota keluarga Taman Siswa berniat untuk tidak memandang sesama berdasarkan kedudukan pangkat atau garis keturunan.   


2.  Apa kekuatan saya dalam menerapkan pengetahuan dan pengalaman baru ini?

Sebagai seorang ibu naluri menuntun sudah menjadi kodrat bagi saya, sehingga bukanlah sesuatu yang sulit jika naluri menuntun ini saya terapkan ke siswa saya. Apalagi dasar-dasar pendidikan KHD telah saya terapkan sehari-hari baik di rumah maupun di sekolah, walaupun masih ada yang belum totalitas.


3.  Apa hal-hal yang perlu saya ubah dari diri saya agar dapat menerapkan pengetahuan dan pengalaman baru ini?

Selama ini kemerdakaan belajar bagi anak (siswa) belum sepenuhnya terpenuhi oleh saya sebagai guru. Saya terkadang masih menuntut anak (siswa) mengikuti kemauan saya dalam belajar, saya masih menuntut siswa mencapai nilai pengetahuannya dengan standar KKM yang saya buat, padahal saya mengetahui bahwa si anak lebih dominan kompetensi keterampilannya. Padahal saya selalu mengatakan kepada siswa bahwa “kalian semua hebat, hebat di bidang dan kompetensi masing-masing”, tetapi saya masih saja menuntut sesuatu yang lebih dari kelemahan seorang anak (siswa).

Karenanya saya harus merubah pola dan kebiasaan tersebut, dan saya harus menanamkan dalam diri saya bahwa PENDIDIKAN HARUS BERPIHAK PADA ANAK, “Bebas dari segala ikatan, dengan suci hati mendekati sang anak, bukan untuk meminta sesuatu hak, melainkan untuk berhamba pada sang anak.”


4.  Apa perubahan konkret yang akan saya lakukan setelah memahami pemikiran Ki Hadjar Dewantara?

Ø  Siswa menjadi antusias belajar karena pola pengajaran yang berbeda dari biasanya

Ø  Siswa diajarkan sesuai dengan karakter, kodrat dan zamannya.

Ø  “Ing Ngarso Sung Tulodho” : dari depan,  saya harus menjadi teladan bagi siswa.

Membudayakan sikap religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab dan lain-lain

Ø  “Ing Madyo Mangun Karso” : di tengah saya harus bisa memberikan ide.

Mampu memberi solusi pada setiap kesulitan yang dihadapi siswa.

Ø  “Tut wuri handayani “ : di belakang, saya harus bisa memberi dorongan”

Mampu memberi motivasi kepada anak (siswa), menggali dan menemukan bakat siswa serta mampu mengasah bakatnya.